Waktu saya kuliah dari tahun 2004 sampai 2008 silam, jika mau mau beli ponsel pasti yang tertuju dipikiran adalah NOKIA. Begitu luar biasanya merk ini hingga orang-orang beranggapan ponsel ya Nokia. Seperti orang di Medan menyebut motor adalah Honda.
Namun seiring waktu, sang raja ponsel pun mengalami nasib yang begitu tragis. Entah kenapa Nokia seperti kehilangan tajinya. Kalah bersaing dengan blackberry dan samsung dengan Androidnya. Hingga akhirnya saya baca di media masa bahwa Nokia dinyatakan pailit alias bangkrut.
Nokia akhirnya dibeli Microsoft hanya seharga 79 Triliun Rupiah, harga yang jauh lebih murah bila dibandingkan harga jual WhatsApp yang dibeli Facebook seharga 200 Triliun lebih.
Pertanyaan saya saat itu adalah apa yang membauat Nokia tumbang separah itu?
Betul apa yang diutarakan CEO Nokia, Stephen Elop, "Kami tak melakukan kesalahan apa-apa, tapi bagaimana kami bisa kalah". Memang benar Nokia tidak membuat kesalahan. Tapi kekeliruan mereka adalah terlalu nyaman dengan kejayaan, sehingga lupa untuk berubah seiring dengan tren masa kini.
Mereka berhenti berinovasi dan mengembangkan sesuatu yang diluar kenyamannya. Alhasil, zona nyaman yang mereka pelihara menjadi petaka yang berujung pada kemunduran.
Ketika perusahaan produsen ponsel lain sedang sibuk mengeluarkan ponsel Android yang baru, Nokia masih nyaman dengan ponsel-ponsel Symbian mereka. Dan akhirnya mereka yang jadi pecundang.
Saya membayangkan, jika saat itu Nokia berbenah dan mau menggunakan Adroid sebagai OS nya. Mungkin kenyataan akan bebicara lain. Mereka saya rasa akan menjadi raja yang kokoh di kancah per-ponselan dunia.
Mereka merasa angkuh atas pencapaian kesuksesan yang luar biasa pada diri Nokia. Pertengahan tahun 2010, geliat Android mulai terlihat dan para vendor besar ramai-ramai mendukungnya. Namun saat itu, Nokia sudah menyatakan tidak akan memakai Android karena percaya diri dengan kekuatan softwarenya.
Hal itu ditegaskan Anssi Vanjoki, yang ketika itu menjabat Executive Vice President General Manager Multimedia Nokia. Menurutnya, Nokia tak berniat untuk ikut-ikutan vendor lain yang membuat perangkat Android. "Kami tidak punya rencana untuk memperkenalkan perangkat yang menggunakan Android", tegasnya seperti yang dikutip dari kompasiana. Vendor asal Finlandia itu, lanjut Vanjoki, telah menetapkan MeeGo dan Symbian sebagai jiwa bagi jajaran ponsel masa depan Nokia.
Lalu pelajaran apa yang bisa kita perik dari kehancuran Nokia?
Setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari hancurnya Nokia di blantika per-ponselan dunia. Pelajaran yang diperoleh minimal bisa Kita terapkan dalam terus menjaga kualitas diri dalam menghadapi tantangan demi tantangan kehidupan kedepannnya.
Selah satu faktor yang turut serta menghancurkan Nokia adalah mereka enggan keluar dari Zona Nyaman. Mereka terlena dengan nama besar sehingga enggan berinovasi.
Mengapa zona nyaman berbahaya? Berikut ulasan yang saya dapatkan dari kisah perjalanan Nokia.
1. Zona nyaman akan membuat berhenti berinovasi
Inovasi dalam dunia yang penuh persaingan ini, mutlak dilakukan. Jika tidak atau tidak mau, siap-siap masuk ke dalam golongan yang kalah dan menjadi pecundang di dalam kehidupan.
Mereka yang menang dalam arena kehidupan ini adalah mereka yang sanggup berinovasi tanpa henti. Lihat saja Google dengan segudang produk-produk dan gagasannya. Mereka tetap berinovasi tanpa henti. Alhasil, sampai saat ini Google tetap menjadi situs dan perusahaan no. 1 di Dunia.
Apa yang dilakukan Nokia saat terjebak dalam zona nyaman adalah mereka berhenti berinovasi kemudian menganggap dirinya paling baik. Hal inilah yang kemudian menjadi bom waktu untuk kemunduran produk-produk dan usahanya.
2. Zona Nyaman akan membuat tidak adaptif terhadap perubahan lingkungan
Salah satu yang membuat Dinosaurus punah adalah karena mereka tidak mampu bersikap adaptif terhadap perubahan lingkungan pada saat itu. Alam berkembang dengan pesat, sementara mereka tidak mampu beradaptasi dan menganggap sayalah satu-satunya yang paling kuat dan besar.
Contoh kepunahan Dinosaurus ini menggambarkan bagaimana Nokia pun tak mampu adaptif terhadap perkembangan teknologi yang maju semakin pesat. Mereka terlalu percaya dengan kelebihan produk mereka.
Inilah pelajaran berharga yang bisa kita petik. Bahwasanya tak mau berubah saat tuntutan zaman semakin maju dan begitu pesat, maka siap-siap saja kalah dalam arena kehidupan.
3. Zona nyaman akan menimbulkan keangkuhan
Telah dipaparkan diatas sebenarnya. Saat Android muncul dan banyak vendor ponsel yang tertarik menggunakannya, nokia tetap keukeuh dengan sembyan-nya yang sudah mulai membosankan.
Inilah watak keras kepala Nokia yang merasa diri paling baik dari yang lain. Mungkin jika manusia akan berkata "Ah gak mungkin, kamilah yang terbaik". Inilah keangkuhan yang kemudian membawa Nokia pada keluluhlantakan.
Pelajarannya adalah jika kita sudah merasa paling baik, paling oke dan sebagainya. Maka sebenarnya Kita sedang berada dalam zona kehancuran dan keterbelakangan.
Nah, itulah sekelumit tentang pelajaran yang bisa kita petik dari keancuran Nokia. Setelah membaca artikel ini mari Kita sejenak mendengarkan lagu Zona Nyaman milik Fourtwnty.
Semoga bermanfaat.
Mereka merasa angkuh atas pencapaian kesuksesan yang luar biasa pada diri Nokia. Pertengahan tahun 2010, geliat Android mulai terlihat dan para vendor besar ramai-ramai mendukungnya. Namun saat itu, Nokia sudah menyatakan tidak akan memakai Android karena percaya diri dengan kekuatan softwarenya.
Hal itu ditegaskan Anssi Vanjoki, yang ketika itu menjabat Executive Vice President General Manager Multimedia Nokia. Menurutnya, Nokia tak berniat untuk ikut-ikutan vendor lain yang membuat perangkat Android. "Kami tidak punya rencana untuk memperkenalkan perangkat yang menggunakan Android", tegasnya seperti yang dikutip dari kompasiana. Vendor asal Finlandia itu, lanjut Vanjoki, telah menetapkan MeeGo dan Symbian sebagai jiwa bagi jajaran ponsel masa depan Nokia.
Lalu pelajaran apa yang bisa kita perik dari kehancuran Nokia?
Setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari hancurnya Nokia di blantika per-ponselan dunia. Pelajaran yang diperoleh minimal bisa Kita terapkan dalam terus menjaga kualitas diri dalam menghadapi tantangan demi tantangan kehidupan kedepannnya.
Selah satu faktor yang turut serta menghancurkan Nokia adalah mereka enggan keluar dari Zona Nyaman. Mereka terlena dengan nama besar sehingga enggan berinovasi.
Mengapa zona nyaman berbahaya? Berikut ulasan yang saya dapatkan dari kisah perjalanan Nokia.
1. Zona nyaman akan membuat berhenti berinovasi
Inovasi dalam dunia yang penuh persaingan ini, mutlak dilakukan. Jika tidak atau tidak mau, siap-siap masuk ke dalam golongan yang kalah dan menjadi pecundang di dalam kehidupan.
Mereka yang menang dalam arena kehidupan ini adalah mereka yang sanggup berinovasi tanpa henti. Lihat saja Google dengan segudang produk-produk dan gagasannya. Mereka tetap berinovasi tanpa henti. Alhasil, sampai saat ini Google tetap menjadi situs dan perusahaan no. 1 di Dunia.
Apa yang dilakukan Nokia saat terjebak dalam zona nyaman adalah mereka berhenti berinovasi kemudian menganggap dirinya paling baik. Hal inilah yang kemudian menjadi bom waktu untuk kemunduran produk-produk dan usahanya.
2. Zona Nyaman akan membuat tidak adaptif terhadap perubahan lingkungan
Salah satu yang membuat Dinosaurus punah adalah karena mereka tidak mampu bersikap adaptif terhadap perubahan lingkungan pada saat itu. Alam berkembang dengan pesat, sementara mereka tidak mampu beradaptasi dan menganggap sayalah satu-satunya yang paling kuat dan besar.
Contoh kepunahan Dinosaurus ini menggambarkan bagaimana Nokia pun tak mampu adaptif terhadap perkembangan teknologi yang maju semakin pesat. Mereka terlalu percaya dengan kelebihan produk mereka.
Inilah pelajaran berharga yang bisa kita petik. Bahwasanya tak mau berubah saat tuntutan zaman semakin maju dan begitu pesat, maka siap-siap saja kalah dalam arena kehidupan.
3. Zona nyaman akan menimbulkan keangkuhan
Telah dipaparkan diatas sebenarnya. Saat Android muncul dan banyak vendor ponsel yang tertarik menggunakannya, nokia tetap keukeuh dengan sembyan-nya yang sudah mulai membosankan.
Inilah watak keras kepala Nokia yang merasa diri paling baik dari yang lain. Mungkin jika manusia akan berkata "Ah gak mungkin, kamilah yang terbaik". Inilah keangkuhan yang kemudian membawa Nokia pada keluluhlantakan.
Pelajarannya adalah jika kita sudah merasa paling baik, paling oke dan sebagainya. Maka sebenarnya Kita sedang berada dalam zona kehancuran dan keterbelakangan.
Nah, itulah sekelumit tentang pelajaran yang bisa kita petik dari keancuran Nokia. Setelah membaca artikel ini mari Kita sejenak mendengarkan lagu Zona Nyaman milik Fourtwnty.
Semoga bermanfaat.
Ya benar sekali, zona nyaman sering membuat terlena dan akhirnya jiwa kreatif terhadap tantangan pun menjadi mati perlahan-lahan
BalasHapusbenar sekali mas nedi,,,
HapusYa.. ada kelebihannya lah.. buat hp merk tsb.. tahan banting.. heheh
BalasHapusBenar-benar sangat menginspirasi
BalasHapuskalo kelamaan di zona nyaman kita tidak akan bisa melihat dunia luar seperti apa
BalasHapuswah setuju nih. aku juga ngikutin perkembangan dunia teknologi.
BalasHapusnokia terlalu nyaman dan tak mau ngikuti perkembangan trend terbaru.
salah satu kehancuran nokia adalah menurut aku, yang menolak android dan masih keh dengan perangkat bawaannya sendiri. tapi sekarang mah setelah di akuisisi microsoft nokia beralih ke android.
kalau dari dulu ikutin trend dan keluar dari zona aman sih, nokia masih akan tetap eksis.
keinget dulu, kalau mau cari HP iya pasti Nokia. sekarang udah banyak merek2 HP, dan makin lama fitur2 semakin canggih.