Dalam hidup, ada dua macam tipe manusia, yakni manusia yang bertipe camper (berkemah) dan manusia bertipe climber (pemanjat). Manusia tipe camper biasanya akan merasa nyaman jika sudah mendapatkan sesuatu. Ibaranya, jika ia naik gunung, ia akan stay di suatu tempat untuk berkemah dan enggan untuk terus menelusuri perjalanan sampai ke puncak teringgi. Sebaliknya dengan manusia tipe climber, ia akan terus berjalan dan tidak pernah puas jika belum menaklukan tantangan demi tantangan.
Sampai disani saya tidak mengatakan salah satu tipe yang terbaik. Semuanya ada kekurangan dan kelebihan. Namun bisa dikatakan bahwa tipe camper adalah orang-orang yang memiliki sifat comfort zone alias berada dalam zona nyaman. Saya tidak akan mengatakan jika comfort zone itu buruk, namun bisa bahaya jika ia dipelihara terus.
Kenapa bisa bahaya? Oke akan saya jelaskan dalam beberapa point berikut !
1. Membuat hidup tidak berkembang
Tuhan sudah memberikan potensi pada setiap induvidu ciptaanNya. Sebagai manusia, hanya menerima potensi pemberianNya saja tidak cukup, namun potensi itu harus dikembangkan dan terus digali. Potensi itu harus berkembang dan memberikan dampak yang begitu besar dalam hidup kita.
2. Hidup akan terasa membosankan
Hidup itu cuma sekali di dunia ini, jika tidak diisi dengan hal-hal yang menantang, kadang terasa hambar dan membosankan. Bisa dikatakan orang yang comfort zone adalah orang yang tidak menyukai tantangan. Ia lebih memilih untuk mencari aman pada segala sesuatu. Hidupnya akan dihinggapi oleh banyak kepuraan dan ketakuan. Sebab jika diusik maka ia akan merasa tidak nyaman.
Orang seperti ini bisa dikatakan tak memiliki seni hidup dan akan jadi orang-orang yang biasa-biasa saja. Tak memiliki pencapaian. Hanya memikirkan jalan yang pendek, padahal di hadapannya banyak jalan panjang yang menantang untuk ditaklukan.
3. Tidak akan menemukan kesuksesan
Ada suatu penggalan kalimat yang saya renungkan "Pencapaian besar tidak diperoleh dari zona nyaman". Artinya memang sangat dalam. Banyangkan jika dulu Bung Karno dan pendiri-pendiri bangsa merasa nyaman dengan hidup mereka masing-masing. Mereka lebih menikmati hidup sebagai bangsa yang dijajah. Tentu hal ini tidak membuat kita tidak bisa menikmati sebagai bangsa yang merdeka.
Sukses itu dimiliki orang yang mau terus menaklukan tantangan demi tantangan dalam hidupnya. Hambatan bukan sebagai penghalang, namun dijadikan tantangan yang akan membuatnya menjadi tangguh dan berarti.
4. Hidup seolah-olah berhenti
Jika kita merasa bahwa saat ini kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Maksudnya setelah mencapai pencapaian saat ini, sudah selesai semuanya. Tak perlu apa-apa lagi, maka pada saat itu hidup kita selesai. Nyawa masih ada, tapi tinggal seonggok daging yang dibawa kemana-mana.
Zona nyaman memungkinkan untuk berhenti bertidak untuk lebih maju. Ia seolah-olah jalan ditempat, sementara hatinya sudah merasa dipenuhi oleh pencapaian besar, padahal belum.
5. Cepat pikun dan menua
Pernah lihat iklan suatu makanan ringan yang memiliki slogan "Life is never flat". Iklan tersebut mengingatkan kita bahwa hidup yang asyik itu tidak flat dan biasa-biasa saja. Hidup flat itu disebabkan oleh zona nyaman yang sudah berakar dan berkarat. Dengan zona nyaman hidup tidak ada klimaksnya. Datar dan biasa-biasa saja. Jika sudah begitu, hidup akan capat tua dan menjadi pikun. Hal ini karena malas berpikir untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Itu saja yang bisa saya jabarkan. Semoga setelah ini kita tidak terjebak dalam zona nyaman.
Ditulis di Palembang, 15 Mei 2016
Sukses itu dimiliki orang yang mau terus menaklukan tantangan demi tantangan dalam hidupnya. Hambatan bukan sebagai penghalang, namun dijadikan tantangan yang akan membuatnya menjadi tangguh dan berarti.
4. Hidup seolah-olah berhenti
Jika kita merasa bahwa saat ini kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Maksudnya setelah mencapai pencapaian saat ini, sudah selesai semuanya. Tak perlu apa-apa lagi, maka pada saat itu hidup kita selesai. Nyawa masih ada, tapi tinggal seonggok daging yang dibawa kemana-mana.
Zona nyaman memungkinkan untuk berhenti bertidak untuk lebih maju. Ia seolah-olah jalan ditempat, sementara hatinya sudah merasa dipenuhi oleh pencapaian besar, padahal belum.
5. Cepat pikun dan menua
Pernah lihat iklan suatu makanan ringan yang memiliki slogan "Life is never flat". Iklan tersebut mengingatkan kita bahwa hidup yang asyik itu tidak flat dan biasa-biasa saja. Hidup flat itu disebabkan oleh zona nyaman yang sudah berakar dan berkarat. Dengan zona nyaman hidup tidak ada klimaksnya. Datar dan biasa-biasa saja. Jika sudah begitu, hidup akan capat tua dan menjadi pikun. Hal ini karena malas berpikir untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Itu saja yang bisa saya jabarkan. Semoga setelah ini kita tidak terjebak dalam zona nyaman.
Ditulis di Palembang, 15 Mei 2016
Setuju, saya tipe yang climber hihi
BalasHapusjadi mari berubah mbak...jaman juga berubah..hehehe
Hapussetuju banget, saya sepertinya masih di comfort zone karena takut untuk pindah ke tempat lain, belum berani ngadepin tantangan
BalasHapusmaka dari itu..harus berani mbak,,semangat
HapusSaat ini saya camper banget :( padahal dulu climber banget
BalasHapuskenapa bisa berubah gitu mas?
Hapusbeneeer ;). Ga bagus kalo terlalu lama di tempat yg enak.. di tempat kerjakupun, kita semua karywan di rotate setiap 2 thn.. ditantang utk trs bisa mengerjakan banyak kerjaan yg berbeda..tujuannya ya spy ga kelamaan mengerjakan pekerjaan yg udh biasa selalu dikerjain.. dan cara begitu jd bikin masing2 staff terpacu utk trs belajar dan mikirin ide2 baru :)
BalasHapuside semacam itu sudah banyak diterapkan di banyak perusahaan...makasi infonya.
Hapussemangaaat .. climbing teruus !
BalasHapussemakin butuh ilmu n pengalaman hidup.
tanpa climbing takkan dapat merasakan "nikmatnya" melewati tantangan :)
terimakasih tulisannya memotivasi .. comfort zone? waspada !