Minggu, 01 Juli 2018

Keajaiban Dunia Embriologi dalam Sudut Pandang Al-Qur'an


Adanya mikroskop mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan penelitiannya tidak hanya pada makro objek tetapi juga pada mikro objek. Salah satu penelitian mikro objek adalah penelitian di bidang embriologi. Penelitian tersebut memberikan hasil yang sama dengan tahap perkembangan embriologi dalam Al-Quran.


Sebelum bidang keilmuan embriologi berkembang, Al-Qur'an telah jauh mengisyaratkan proses terbentuknya sel tunggal yang membelah lalu berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme multiseluler. Dan hebatnya pada saat itu peralatan yang menunjang penelitian belum ada.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al Mu'minuun Ayat 12-14

Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik

Kata "Alaqoh" disini tidak hanya mengandung arti "segumpal darah" melainkan juga secara etimologis mengandung arti "Pengisap darah" yang melekat. Maka interpretasi yang sangat tepat untuk menyatakan "pengisap darah" yang melekat adalah Lintah.

Apa yang terkandung dalam Al-Qur'an ini ternyata diteliti dan dikaji lebih dalam oleh seorang pakar embriologi dan kedokteran bernama Prof. DR. Keith L. Moore MSc, PhD, FIAC, FSRM. 

Dalam dunia kedokteran nama dr. Keith L Moore sudah tidak asing lagi karena karya-karya penelitiannya sering dijadikan rujukan bagi para peneliti - peneliti dan ilmuwan lainnya.

Apa yang dilakukan dr. Keith L Moore adalah mengamati perkembangan embrio pada janin manusia yang berusia 7 s.d 24 hari. Beliau mengutarakan bahwa embrio tersebut seperti pengisap darah pada dinding uterus. Embrio itu makan melalui aliran darah, persis seperti lintah. Makanannya adalah sari pati makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.

Ajaibnya jika embrio ini digunakan mikroskop bentuknya seperti lintah.


Dan dr. Keith pun berkata :

"Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad 7 Masehi karena apa yang terkandung dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern. Ini tidak mungkin. Muhammad pasti menggunakan Mikroskop"

Dari ucapan dr. Keith dapat Kita simpulkan bahwa tidak mungkin Nabi Muhammad SAW sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah, lalu menuliskan nya dalam sebuah buku padahal pada waktu itu mikroskop dan lensa belum ditemukan.

Jelas hal tersebut adalah pengetahuan dari Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar