Bagi teman-teman pencinta sepak bola terutama Liga Inggris pasti sangat mengenal sosok yang satu ini. Ya, Dia lah Mohamed Salah. Pemain sayap kanan Liverpool ini mampu penyedot perhatian dunia dengan permainannya yang menawan dan berhasil mengantarkan Liverpool menjadi klub yang disegani di Liga Inggris maupun di daratan Eropa.
Tak hanya itu, berkat permainannya yang apik, Ia menjadi buah bibir setelah meraih gelar Professional Footballers' Association (PFA) Player of the Year 2017-2018.
Lalu siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia memulai karirnya?
Mohamed Salah lahir di Basion, Gharbia, Mesir, pada 15 Juni 1992. Ia tumbuh di sebuah desa kecil bernama Najrij, sekitar 150 kilometer dari Ibu Kota Kairo.
Bakat Salah dalam mengolah bola memang sudah terlihat sejak kecil. Bahkan salah satu temannya sudah bisa meramalkan bahwa Ia akan menjadi pesepak bola besar di suatu hari nanti.
Salah kecil tak hanya bermain bola di lapangan atau di jalan-jalan yang sepi penuh debu di desanya, tapi juga di kompetisi-kompetisi lokal. Salah satu kompetisi yang diikutinya adalah Liga Pepsi --kompetisi sepak bola untuk anak-anak.
Kompetisi ini digelar di Kota Tanta, sekitar 30 menit perjalanan darat dari Desa Najrij. Salah mengingat saat itu usianya baru 14 tahun. Tubuhnya kecil dan kurus seperti capung. Namun ia sangat lincah dan lihai memainkan bola.
Permainannya yang atraktif ini memukau seorang pencari bakat dari klub sepak bola Contractors FC (El Mokawloon) yang bermarkas di Kairo. Saat itu juga pencari bakat ini langsung menawarkan kontrak untuknya.
Diusianya yang baru 14 tahun Ia sudah meneken kontrak dengan klub profesional (Contractors FC) dan menjadikanya seorang pesepak bola profesional.
Setelah meneken kontrak, bukan berarti segala sesuatunya menjadi mudah. Sebaliknya, Salah menyebut periode ini sebagai masa-masa paling berat dalam hidupnya.
Sebab Contractor FC bermarkas di Kairo. Itu berarti Salah kecil harus menempuh jarak 150 kilometer dari dusunnya hanya untuk berlatih sepak bola.
"Perjalanan menuju tempat saya berlatih sekitar empat atau lima jam setengah (sekali jalan). Dan saya harus menjalaninya lima hari dalam sepekan," kata Salah.
Jangan bayangkan ada bus antar jemput untuk pulang-pergi latihan. Sebaliknya, Salah harus berganti setidaknya lima bus untuk sampai ke Kairo. "Itu adalah waktu yang sangat berat buat saya," katanya
Waktu tempuh yang lumayan lama untuk pergi-pulang latihan membuat Salah harus mengorbankan waktu sekolahnya. Setiap hari, ia hanya belajar selama dua jam di sekolah, yakni pada pukul 07.00 hingga 09.00.
Setelah itu ia harus berpacu dengan waktu agar bisa sampai di tempat latihan sebelum pukul 14.00. Latihan dimulai 30 menit kemudian dan baru selesai sekitar pukul 18.00.
Perjuangan belum berhenti, sebab Salah masih harus kembali menempuh 4 jam perjalanan pulang. "Saya biasanya tiba di rumah sekitar pukul 10 malam. Setelah itu makan, tidur. Setiap hari saya melakukan rutinitas ini," kata Salah.
Masa remaja Salah habis untuk sepak bola. Jadwal latihan yang padat plus perjalanan panjang yang harus ditempuhnya untuk berlatih membuat Salah tak punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman sebayanya.
Namun ia cukup tabah untuk itu. Sebab Salah menyimpan mimpi menjadi pemain sepak bola dunia. "Saya ingin menjadi seperti Ronaldo (Luis Nazario de Lima), (Zinedine) Zidane, dan (Francesco) Totti," katanya.
Ramalan temannya bahwa ia akan menjadi pemain hebat juga selalu terngiang-ngiang di benaknya. Harapan, impian, dan mungkin juga ramalan inilah yang membuat Salah remaja bisa menjalani masa-masa berat tersebut.
"Saya masih berusia 14 tahun, tidak punya apa-apa, dan tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Saya hanya punya mimpi menjadi pemain sepak bola. Itu saja modal saya," kata Salah.
Meski telah direkrut Contractor FC, tak berarti masa depan Salah sudah terjamin. Sebab, bagaimanapun, Contractor FC hanyalah klub di Mesir. Dan, kalau mau jujur, Mesir bukanlah raksasa dalam sepak bola Afrika, apalagi Eropa.
Sementara impian Salah menjadi bintang dunia. Tak mengherankan jika Salah sempat mengalami masa-masa galau terhadap masa depannya. Sebab, ia telah mengorbankan sekolahnya. Jika ia gagal menjadi pemain sepak bola, maka apa lagi yang tersisa untuk masa depannya?
"Selalu muncul pertanyaan di benak saya ketika itu, 'Apakah saya akan menjadi pemain sepak bola hebat?' atau 'Apakah ini realistis?'" kata Salah. "Sebab jika saya ternyata tidak cukup berbakat, maka saya akan benar-benar dalam kesulitan."
Perjuangan panjang Salah menjadi pemain bintang tak sia-sia. Sebab, pelan tapi pasti, karier sepak bola Salah terus melejit. Dari Contractors FC, Salah sempat direkrut FC Basel, Fiorentina, Chelsea, sebelum akhirnya berlabuh di Liverpool, klub yang membuat namanya bersinar.
Bersama Liverpool, Salah telah mencetak 32 gol dalam 36 pertandingan Liga Primer Inggris, membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak sementara di liga paling bergengsi di Inggris. Namanya kini bahkan disejajarkan dengan nama-nama besar lain seperti Eden Hazard dan bahkan ada yang menyebutnya Messi dari Mesir!
Source : idntimes.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar