Jumat, 07 September 2018

Ini Tentang Pencinta Alam

Masih banyak sebagian orang yang menganggap bahwa anak PA adalah manusia yang memiliki pola hidup tak teratur, sekarep dewek bahkan slengean.

Namun pandangan tersebut akan saya imbangi dengan pandangan bagaimana Pencinta Alam mampu membentuk karakter kuat dalam dirinya dari hasil berkegiatan di Alam Terbuka.


Jika kehidupan kampus mampu melahirkan hard skill yang akan jadi modal bagi masa depan seseorang, maka berkegiatan di alam terbuka akan melahirkan soft skill yang akan menjadi penentu kesuksesan hidup seseorang.

Lewat mendaki gunung, seseorang dilatih untuk lebih peka terhadap diri dan lingkungannya. Kepekaan ini akan melahirkan sikap menghargai sekaligus kerendahan hati, karena di alam lah seseorang hidup dalam keterbatasan.

Saya banyak belajar dari survival saat berada di alam terbuka. Sejenak saya tercenung, begitu rentankah hidup manusia kini. Semakin modern kehidupan ternyata tak menjadikan manusia semakin kuat, justru sebaliknya semakin lemah. Kemanjaan semakin menjadi-jadi dan mengherankan. Ada yang merasa tak dapat lagi berolahraga saat kartu member fitness atau golfcard-nya telah expired, dan ada yang merasa terkurung tak dapat kemana-mana ketika sedan limo-nya mogok.

Entah saya ada di mana ketika dunia metropolis ini menggelinding dengan derasnya. Namun bila harus terperangkap dalam kondisi survival kota yang “paling menyedihkan” itu, saya akan selalu terngiang ketika dulu coba berkelit dari keganasan gunung hutan. Dalam remang api yang semakin mengecil, hanya ada air mentah dan beberapa makanan untuk dikunyah. Antara lain honje, batang pohon pisang, suplir-supliran dan sekantong serangga. Berhasil menangkap ikan atau reptil yang montok adalah sebuah kemewahan bagi kala itu. Sebaiknya semua segera dilahap agar tubuh tak menjadi lemas.

Tak adakah yang perlu disisakan untuk hari-hari survival berikutnya? Benar sekali, hari survival berikutnya selalu saya hadapi tanpa rasa khawatir. Bukan karena falsafah kumaha isukan tapi karena ada yang jauh lebih berharga dari itu semua. Ya, saya akan merasa kuat menghadapi sesukar apapun dunia esok hari dengan seorang teman di samping.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar